Holi Festival Hindu




"Holi" bukan "Coli" adalah festival Hindu warna. Hal ini dirayakan pada akhir musim dingin, pada hari bulan purnama terakhir dari monthPhalguna bulan.
Pada 2015, Holi akan dimulai pada 6 Maret.
Holi diamati dengan meriah oleh umat Hindu di seluruh dunia. Perayaan Holi dimulai pada malam festival dengan api unggun dan doa. Pada hari Holi, orang membuang bubuk berwarna dan cairan satu sama lain. Salam umum selama ini adalah, "Selamat Holi."




Perayaan Holi sangat meriah di India Bahkan, hampir semua jenis perilaku siram menyiram dengan bubuk warna atau cairan warna pada hari Holi dengan mengatakan "bura na mano holi hai," jadi orang tidak boleh marah selama selamat holi.
Moment ini  juga merupakan waktu bagi anggota keluarga untuk bersama-sama, memberikan hadiah, makan makanan dan menghiasi rumah mereka dan ini adalah salah satu festival yang paling dicintai kalender Hindu oleh umat Hindu.



Perayaan Holi diceritakan dalam teks-teks suci orang Hindu dan cerita yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Holi memperingati kisah ajaib Prahlada, seorang anak muda dan setia pengikut dewa Hindu Wisnu.



Holi ini juga dirayakan immortallove dari pasangan ilahi, Radha Krishna Dan Holi mengabadikan thestory dari Kama, dewa Hindu cinta, pembakaran sampai mati oleh Dewa Siwa, restorasi dan cinta dan pengorbanan untuk semua. Ini adalah tiga cerita yang paling populer, dan seperti kebanyakan festival Hindu, cerita sedikit berbeda di berbagai belahan India.

===================================


Di Kalimantan juga ada festival mirip Holi, yaitu "Erau"  disana hanya air yang di gunakan untuk siram memyiram,
Erau adalah ritual adat tahunan masyarakat Kutai Provinsi Kalimantan Timur.


Erau berasal dari kata “eroh”, bahasa Kutai yang berarti “ramai”, “riuh”, “ribut” atau “suasana yang penuh suka cita”. Suasa riuh dan penuh suka cita memang tergambar dalam perayaan ini dengan banyaknya orang yang terlibat dan berbagai pertunjukan yang ditampilkan.
Perayaan Erau untuk pertama kali digelar pada upacara “Tijak Tanah” dan “Mandi Ke Tepian”, ketika Aji Batara Agung Dewa Sakti berusia 5 tahun. 



Erau juga dilaksanakan setelah ia dewasa dan diangkat menjadi Raja Kutai Kartanegara yang pertama (1300-1325).
Sejak saat itu, Erau selalu diadakan setiap terjadi pergantian atau penobatan raja-raja Kutai Kartanegara. Pada perkembangannya Erau juga diselenggarakan dalam rangka pemberian gelar dari raja kepada tokoh atau pemuka masyarakat yang dianggap berjasa terhadap Kerajaan.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment